Manusia Pembelajar
"Jangan pernah berhenti belajar karena kehidupan tidak pernah berhenti mengajar. Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua."

Popular Posts

Gurindam Dua Belas 12

Gurindam I Ini gurindam pasal yang pertama: 
Barang siapa tiada memegang agama,sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. 
Barang siapa mengenal yang empat,maka ia itulah orang ma’rifat 
Barang siapa mengenal Allah,suruh dan tegahnya tiada ia menyalah. 
Barang siapa mengenal diri,maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari. 
Barang siapa mengenal dunia,tahulah ia barang yang terpedaya. 
Barang siapa mengenal akhirat,tahulah ia dunia melarat. 

Gurindam II Ini gurindam pasal yang kedua: 
Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut. 
Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang. 
Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya. 
Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat. 
Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji. 

Gurindam III Ini gurindam pasal yang ketiga: 
Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita. Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping. Apabila terpelihara lidah, nescaya dapat daripadanya faedah. Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala berat dan ringan. Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi’il yang tiada senonoh. Anggota tengah hendaklah ingat, di situlah banyak orang yang hilang semangat Hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi. 

Gurindam IV Ini gurindam pasal yang keempat: 
Hati kerajaan di dalam tubuh, jikalau zalim segala anggota pun roboh. 
Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak panah. 
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, di situlah banyak orang yang tergelincir. 
Pekerjaan marah jangan dibela, nanti hilang akal di kepala. 
Jika sedikitpun berbuat bohong, boleh diumpamakan mulutnya itu pekong. 
Tanda orang yang amat celaka, aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah, itupun perampok yang amat gagah. 
Barang siapa yang sudah besar, janganlah kelakuannya membuat kasar. 
Barang siapa perkataan kotor, mulutnya itu umpama ketur. 
Di mana tahu salah diri, jika tidak orang lain yang berperi. 

Gurindam V Ini gurindam pasal yang kelima: 
Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa, 
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, sangat memeliharakan yang sia-sia. 
Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia. 
Jika hendak mengenal orang yang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah jemu. 
Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil bekal. 
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai. 

 Gurindam VI Ini gurindam pasal yang keenam: 
 Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. 
Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru. 
Cahari olehmu akan isteri, yang boleh menyerahkan diri. 
Cahari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan. 
Cahari olehmu akan abdi, yang ada baik sedikit budi, 

Gurindam VII Ini Gurindam pasal yang ketujuh: 
Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta. 
Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampir duka. 
Apabila kita kurang siasat, itulah tanda pekerjaan hendak sesat. 
Apabila anak tidak dilatih, jika besar bapanya letih. 
Apabila banyak mencela orang, itulah tanda dirinya kurang. 
Apabila orang yang banyak tidur, sia-sia sahajalah umur. 
Apabila mendengar akan khabar, menerimanya itu hendaklah sabar. 
Apabila menengar akan aduan, membicarakannya itu hendaklah cemburuan. 
Apabila perkataan yang lemah-lembut, lekaslah segala orang mengikut. 
Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah orang sekalian gusar. 
Apabila pekerjaan yang amat benar, tidak boleh orang berbuat onar. 

Gurindam VIII Ini gurindam pasal yang kedelapan: 
Barang siapa khianat akan dirinya, apalagi kepada lainnya. 
Kepada dirinya ia aniaya, orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya, daripada yang lain dapat kesalahannya. 
Daripada memuji diri hendaklah sabar, biar pada orang datangnya khabar. 
Orang yang suka menampakkan jasa, setengah daripada syirik mengaku kuasa. 
Kejahatan diri sembunyikan, kebaikan diri diamkan. 
Keaiban orang jangan dibuka, keaiban diri hendaklah sangka. 

Gurindam IX Ini gurindam pasal yang kesembilan: 
Tahu pekerjaan tak baik, tetapi dikerjakan, bukannya manusia yaituiah syaitan. 
Kejahatan seorang perempuan tua, itulah iblis punya penggawa. 
Kepada segaia hamba-hamba raja, di situlah syaitan tempatnya manja. 
Kebanyakan orang yang muda-muda, di situlah syaitan tempat berkuda. 
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan, di situlah syaitan punya jamuan. 
Adapun orang tua yang hemat, syaitan tak suka membuat sahabat 
Jika orang muda kuat berguru, dengan syaitan jadi berseteru. 

Gurindam X Ini gurindam pasal yang kesepuluh: 
Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka. 
Dengan ibu hendaklah hormat, supaya badan dapat selamat. 
Dengan anak janganlah lalai, supaya boleh naik ke tengah balai. 
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa, supaya kemaluan jangan menerpa. 
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill. 

Gurindam XI Ini gurindam pasal yang kesebelas: 
Hendaklah berjasa, kepada yang sebangsa. 
Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela. 
Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat. 
Hendak marah, dahulukan hajat. 
Hendak dimulai, jangan melalui. 
Hendak ramai, murahkan perangai. 

Gurindam XII Ini gurindam pasal yang kedua belas: 
Raja muafakat dengan menteri, seperti kebun berpagarkan duri. 
Betul hati kepada raja, tanda jadi sebarang kerja. 
Hukum adil atas rakyat, tanda raja beroleh inayat. 
Kasihkan orang yang berilmu, tanda rahmat atas dirimu. 
Hormat akan orang yang pandai, tanda mengenal kasa dan cindai. 
Ingatkan dirinya mati, itulah asal berbuat bakti. 
Akhirat itu terlalu nyata, kepada hati yang tidak buta. 
 ( Perintis Sastra, 1951)

Nah, itu tadi Gurindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Untuk Arti Gurindam 12 bisa kamu lihat dibawah ini. Arti/Makna Gurindam Dua Belas 12 Kedua belas pasal "Gurindam Dua Belas" tersebut berisi nasihat tentang agama, budi pekerti, pendidikan, moral, dan tingkah laku. 
Pasal I dan II memberi nasihat tentang agama (religius). 
Pasal III tentang budi pekerti, yaitu menahan kata-kata yang tidak perlu dan makan seperlunya.
Pasal IV tentang tabiat yang mulia, yang muncul dari hati (nurani) dan akal pikiran (budi). 
Pasal V tentang pentingnya pendidikan dan memperluas pergaulan dengan kaum terpelajar. 
Pasal VI tentang pergaulan, yang menyarankan untuk mencari sahabat yang baik, demikian pula guru sejati yang dapat mengajarkan mana yang baik dan buruk. 
Pasal VII berisi nasihat agar orang tua membangun akhlak dan budi pekerti anak-anaknya sejak kecil dengan sebaik mungkin. Jika tidak, kelak orang tua yang akan repot sendiri. 
Pasal VIII berisi nasihat agar orang tidak percaya pada orang yang culas dan tidak berprasangka buruk terhadap seseorang. 
Pasal IX berisi nasihat tentang moral pergaulan pria wanita dan tentang pendidikan. Hendaknya dalam pergaulan antara pria wanita ada pengendalian diri dan setiap orang selalu rajin beribadah agar kuat imannya. 
Pasal X berisi nasihat keagamaan dan budi pekerti, yaitu kewajiban anak untuk menghormati orang tuanya. Pasal XI berisi nasihat kepada para pemimpin agar menghindari tindakan yang tercela, berusaha melaksanakan amanat anak buah dalam tugasnya, serta tidak berkhianat. 
Pasal XII (terakhir) berisi nasihat keagamaan, agar manusia selalu ingat hari kematian dan kehidupan di akhirat. Nah, kami rasa itu aja yang bisa kami berikan tentang Gurindam Dua Belas Beserta Artinya. Semoga Gurindam 12 ini berguna buat kalian semua. Terimakasih :D

Pencarian Wikipedia

Hasil penelusuran


Arsip Blog

Blogger templates

Blogroll

Copyright © ARIF CAHYADI | Powered by Blogger
Design by Viva Themes | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com