Temuan ini merupakan hal yang penting dalam meneniliti alam semesta. Dalam Partikel Tuhan, atom juga memiliki massa jenis. Akibatnya, temuan itu memberikan pemahaman baru tentang pemahaman akan atom. Temuan ini juga akan memberikan standar baru di dunia fisika, menuntun pembentukan teknologi baru berdasarkan partikel ini.
"Hasil ini menandai terobosan signifikan dalam pemahaman kita tentang hukum-hukum dasar yang mengatur alam semesta," kata John Womersley, Kepala Badan Penelitian Publik Inggris seperti dilansir Reuters.
Temuan itu berdasarkan teori tentang alam semesta yang diungkapkan ahli Fisika asal Inggris Peter Higgs pada 1960 lampau. Teori Higgs menjelaskan bagaimana partikel membentuk kelompok bersama untuk membentuk bintang, planet dan kehidupan itu sendiri.
Meskipun merasa senang dengan penemuan ini, peneliti tetap belum merasa puas karena masih banyak rahasia alam lain yang belum terungkap. "Kami masih banyak kita tidak tahu tentang partikel. Ini hanya awal dari sebuah perjalanan. Kami telah menutup satu bab dan membuka yang lain," kata Peter Knight dari Institut Fisika Inggris.
Sebelumnya, CERN meneliti bagaimana alam semesta terbentuk dengan menggunakan mesin Large Hadron Collider (LHC). Akselerator raksasa yang kemampuannya untuk membuat lubang hitam kecil dan jenis baru partikel. Tujuan utama eksperimen adalah mengetahui bagaimana alam semesta terbentuk setelah Big Bang terjadi pada 13,7 miliar tahun silam.(AIS)
Sumber: Liputan6.com, edisi 04/07/2012 20:09
______________________________________________________________________
Partikel Tuhan Ternyata Tipuan?
Liputan6.com, New York: Partikel Tuhan yang berhasil ditemukan peneliti beberapa waktu silam merupakan kebohongan besar. Itulah yang diungkapkan beberapa peneliti dari Universitas Cornell di New York, Amerika Serikat. Mereka meragukan hasil penelitian ilmuwan European Organisation for Nuclear Research (CERN) yang disebut sebagai "Partikel Tuhan" [baca: Setelah 40 Tahun, Peneliti Temukan Partikel Tuhan].
Media Dailymail mewartakan, Rabu (11/7), Ian Low, Joseph Lykken, dan Gabe Shaughnessy meragukan hasil penelitian CERN yang terdeteksi dalam Large Hadron Collider (LHC). Para peneliti tersebut mengatakan bahwa 'saat ini ketidakpastian jumlah ini terlalu besar untuk membuat pernyataan definitif.
Mereka menunjukkan bahwa partikel tersebut adalah standard model Higgs. Model itu digunakan para ilmuwan selama beberapa dekade untuk mengisi celah dalam model fisika untuk menjelaskan alam semesta. Namun, pada partikel LHC memiliki sedikit perbedaan.
"Kami menunjukkan bahwa LHC data saat ini sudah tidak sesuai dengan dilatonic dan non-dilatonic. Di sisi lain, pendapat Higgs tentang generik doublet dan triplet memiliki kecocokan dengan angka kejadian yang diukur dari resonansi skalar yang baru diamati," kata ketiga ilmuwan itu dalam sebuah jurnal ilmiah.
Sementara itu, para ilmuwan di CERN juga menganalisis data lebih lanjut untuk melihat apakah penemuan mereka sesuai dengan model standar Higgs boson atau untuk sesuatu yang lebih misterius. Salah satu alasan, partikel baru itu sejauh ini hampir sama dengan model Higgs boson, lebih ringan dari yang diharapkan.(ULF)
Sumber: Liputan6.com, edisi 11/07/2012
______________________________________________________________________
Sekedar info !!
Penumbuk Hadron Raksasa (Large Hadron Collider)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Partikel proton pertama berhasil ditembakkan dan dikendalikan di cincin akselerator Large Hadron Collider di perbatasan Perancis-Swiss dekat Jenewa, Swiss.
Situs resmi Large Hadron Collider: http://lhc.web.cern.ch/lhc/
MEDIA SOSIAL